‘Wajah yang Dikenal’ Cincin: Kenyamanan AI atau Invasi Privasi?

13

Ring milik Amazon menghadapi pengawasan ketat atas fitur barunya “Familiar Faces”, yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mengenali orang-orang di properti Anda. Meskipun disebut-sebut sebagai cara untuk mempersonalisasi notifikasi dan meningkatkan keamanan rumah, para kritikus memperingatkan bahwa alat tersebut mungkin bersifat invasif dan berbahaya dan melanggar undang-undang privasi.

Kontroversi ini muncul setelah Electronic Frontier Foundation (EFF), sebuah kelompok advokasi hak digital, menyuarakan keprihatinan serius tentang potensi implikasi hukum dari Familiar Faces. Fitur ini bekerja dengan menganalisis fitur wajah orang yang tertangkap kamera Ring – tanpa sepengetahuan atau persetujuan eksplisit mereka. Praktik ini secara langsung bertentangan dengan undang-undang privasi biometrik di beberapa negara bagian, termasuk Illinois dan Texas, yang mengharuskan pengguna secara aktif menyetujui pemindaian tersebut sebelum dilakukan.

Amazon mengklaim bahwa pengguna dapat memilih untuk tidak menggunakan Wajah yang Dikenal dalam pengaturan aplikasi. Namun, argumen ini tidak mengatasi masalah inti: individu yang tanpa sadar ditangkap oleh kamera Ring tidak diberikan pilihan untuk memindai wajah mereka dan menyimpannya dalam database. Hal ini menimbulkan pertanyaan etika dan hukum yang signifikan mengenai persetujuan berdasarkan informasi (informed consent) di era teknologi pengawasan yang ada di mana-mana.

Yang semakin memicu kebakaran adalah Senator Ed Markey (D-MA) mengirim surat kepada Amazon yang menuntut agar mereka meninggalkan Wajah yang Dikenali sama sekali, dengan alasan potensinya melanggar hak privasi orang yang tidak memberikan persetujuan yang mungkin berjalan melewati kamera Cincin.

Menambahkan lapisan lain ke dalam perdebatan, sejarah Ring dengan privasi pengguna telah dirusak oleh beberapa kontroversi tingkat tinggi. Pada tahun 2023, Komisi Perdagangan Federal mendenda Ring lebih dari $5 juta karena mengizinkan karyawan dan kontraktor melihat rekaman pribadi pengguna tanpa izin yang sesuai. Insiden ini menyusul kritik sebelumnya mengenai kemitraan erat Ring dengan lembaga penegak hukum, sering kali membagikan rekaman pengguna kepada polisi tanpa persetujuan atau surat perintah yang jelas.

Terlepas dari kekhawatiran yang terus berlanjut, Ring tetap sangat populer, menjual jutaan bel pintu video dan kamera keamanannya secara nasional. Perusahaan berpendapat bahwa fitur seperti pengenalan wajah, meski kontroversial, menarik bagi pelanggan yang mencari peningkatan keamanan rumah dan perlindungan dari kejahatan.

Tanggapan Amazon terhadap pertanyaan EFF menyoroti ketergantungan mereka pada pemrosesan berbasis cloud untuk Familiar Faces, dan mengklaim bahwa hal ini meminimalkan risiko privasi dengan menjaga keamanan data dalam infrastruktur Amazon. Mereka juga menegaskan kembali kemampuan pengguna untuk menghapus profil dan data biometrik terkait kapan saja. Namun, jaminan ini tidak banyak membantu meredakan kekhawatiran mengenai meluasnya pengenalan wajah dalam kehidupan sehari-hari pada akhirnya akan membentuk otonomi individu dan norma-norma masyarakat seputar pengawasan.

Familiar Faces merupakan contoh dilema etika kompleks yang ditimbulkan oleh kemajuan pesat teknologi AI. Hal ini memaksa kita untuk menghadapi pertanyaan penting: seberapa besar kenyamanan yang ingin kita korbankan demi privasi? Siapa yang memikul tanggung jawab ketika algoritma yang kuat membuat keputusan tentang informasi pribadi kita tanpa kesadaran atau persetujuan penuh dari kita? Meskipun Ring dapat memperoleh manfaat dari peningkatan fitur keamanan, dampak sosial jangka panjang dari pengenalan wajah yang meluas tersebut masih belum pasti.